Saat ini bisa kita jumpai pencemaran yang satu ini. Sampah
dimana-mana merajalela. Alih-alih terbuang di tempat sampah yang seharusnya,
sampah-sampah tersebut justru berserakan dimana-mana, entah di pekarangan, di
lingkungan sekolah, jalanan, atau fasilitas-fasilitas umum lainnya. Volume
sampah pun makin meningkat dari waktu ke waktu, seiring meningkatnya kebutuhan
manusia untuk hidup sehingga sampah yang dihasilkan dari pemenuhan kebutuhan
tersebut makin meningkat pula. Sampah pun tidak terkelola dengan baik dimana
saat membuangnya, masyarakat masih membuangnya sembarangan, tidak dibedakan
sesuai jenis sampahnya. Sedikit saja yang didaur ulang kembali menjadi barang-barang
yang lebih bermanfaat, selebihnya dibiarkan begitu saja. Padahal, sampah-sampah
yang berserakan tidak terkendali di lingkungan sekitar menjadi salah satu
penyebab terjadinya pencemaran lingkungan yang makin parah dewasa ini. Lalu,
bagaimana caranya agar sampah-sampah tersebut dapat dikelola dengan baik?
Berikut tipsnya:
1.
Jangan coba-coba membuang sampah sembarangan.
Buanglah sampah pada tempat yang sudah disediakan. Masak iya, sudah disediakan
tempat sampah tapi masih saja membuang sampah ke pot bunga, pekarangan, selokan,
sungai, atau tempat-tempat bukan tempat sampah lainnya, yang akibatnya hanya
akan mengganggu keindahan lingkungan serta mengakibatkan bencana seperti banjir
yang diakibatkan tesumbatnya aliran air karena sampah-sampah tersebut? Kalau
tidak bisa dan hanya bisa membuang sampah? Ya, jangan membuang sampah jika
tidak bisa membuangnya.
2.
Pisahkan sampah sesuai jenisnya. Sampah pada
umumnya digolongkan menjadi dua, yaitu sampah organik (sampah yang berasal dari
sisa-sisa makhluk hidup dan terurai dengan waktu singkat seperti sampah
dedaunan, bekas makanan, dan sebagainya) dan sampah anorganik (sampah yang
berasal dari sisa-sisa non makhluk hidup dan butuh waktu lama untuk terurai
seperti botol-botol plastik, serpihan kaca, kaleng-kaleng, dan sebagainya).
Beberapa pihak juga mengklasifikasikan sampah dalam berbagai jenis lainnya,
seperti B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) dan sebagainya. Sampah juga bisa
dipisahkan antara yang bisa didaur ulang dan tidak bisa didaur ulang agar lebih
mudah mendaur ulangnya menjadi barang yang lebih berguna.
3.
Lakukan gerakan 4R, yaitu Reduce (mengurangi
penggunaan benda-benda pakai agar tidak banyak yang menjadi sampah, misalnya
mengurangi penggunaan kantong plastik saat berbelanja agar tidak menumpuk
menjadi sampah), Reuse (memakai kembali barang yang harusnya sudah tidak
terpakai tapi masih dimungkinkan dipakai kembali, misalnya menggunakan kaleng
cat untuk pot bunga), Recycle (mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai
menjadi barang yang berguna, misalnya membuat tas dari bungkus-bungkus mi
bekas), dan Replace (mengganti barang yang dipakai sekali saja dengan barang
yang bisa dipakai berulang-ulang, misalnya mengganti bungkus plastik saat
membeli makanan di kantin sekolah dengan wadah plastik yang bisa dipakai
berulang-ulang).
4.
Masih ada hubungannya dengan gerakan replace
tadi, alau belanja di mall, pasar, atau dimanapun, sebaiknya bawa tas kantong
belanja sendiri, jadi tak mesti selalu menerima kantong plastik dari toko
tersebut. Kenapa? Sebagian besar kantong plastik tersebut berakhir menjadi
sampah.
5.
Kalau yang ini masih ada hubungannya dengan gerakan
recycle. Hasil karya daur ulang sampah menjadi barang-barang berguna bisa
dijual kembali dengan keuntungan yang lebih besar. Misalnya, memanfaatkan botol
bekas untuk dijadikan berbagai hiasan rumah untuk selanjutnya dijual dengan
harga yanglebih menguntungkan. Sampah-sampah basah seperi sisa sayuran,
buah-buahan, dan dedaunan bisa diolah menjadi pupuk kompos yang bisa dipakai
untuk tanaman-tanaman pertanian atau apotek hidup kamu. Jadi, tanaman-tanaman
tersebut bisa tumbuh sehat dengan sampah-sampah yang ada tersebut.
6.
Jika membeli suatu barang, pilihlah barang yang
bungkusnya sedikit, jangan banyak-banyak. Kenapa? Sering suatu barang/produk
dibungkus berlebihan dan menjadi sampah.
7.
Belilah produk yang bisa diisi ulang, karena
akan mengurangi sampah bekas kemasannya. Misalnya, membeli isi ulang pulpen
untuk diisi ke dalam pulpen yang sudah habis daripada membeli pulpen baru.
8.
Jika untuk berpergian kemanapun, entah ke
kantor, sekolah, atau jalan-jalan, jangan beli air kemasan dalam botol atau gelas sekali pakai. Selain
mencemari lingkungan, apabila dipakai berulang kali akan membahayakan kesehatan
karena senyawa berbahaya yang terkandung dalam botol atau gelas tersebut. Lebih
baik beli saja botol permanen yang bisa diisi ulang airnya berulangkali tanpa beli
botolnya lagi.
9.
Jika hendak bertamasya atau berwisata ke suatu
tempat, lebih baik bawa kantong sampah sendiri, pasalnya kadang tempat wisata
itu tidak menyediakan tempat sampah. Bawa saja sampah-sampah tersebut jika
sudah menemukan tempat sampah atau bawa saja sampah itu ke rumah, jangan
ditinggalkan di tempat wisata tersebut.
10.
Ingatkan secara tegas jika memergoki orang yang
sering membuang sampah sembarangan dan jelaskan akibat dari membuang sampah
sembarangan tersebut.
11.
Sediakanlah tempat sampah dengan jumlah yang
cukup di rumah dan kantor. Jadi, bisa leluasa untuk membuang sampah pada
tempatnya.
12.
Jika sedang malas, tinggal bungkus saja sampah
yang ada di kantong plastik dan buang di tempat yang benar dan nantinya akan
diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).
13.
Buanglah sampah-sampah plastik, kertas, dan
botol dengan cara mulia, yaitu menyerahkannya pada pemulung. Secara tak
langsung, kamu membantu pemulung agar tidak perlu mengais-ngais sampah di
gunungan sampah demi mencari nafkah untuk menyambung hidup.
14.
Cucilah tangan dengan sabun setelah membuang
sampah, karena sampah banyak mengandung kuman, sehingga perlu membersihkan
tangan dengan sabun untuk menghilangkan kuman penyakit tersebut.
15.
Yang paling penting dari semua yang telah
dijelaskan diatas yaitu, mulailah untuk membangun kesadaran dari diri sendiri
untuk mengelola sampah-sampah yang ada di sekitar kita, lalu tumbuhkan
kesadaran keluarga, lingkungan sekitar, dan kalau semua itu tidak dilakukan
sekarang kenapa mesti nanti?
Sumber:
*jangan lupa titip komentar di bawah ya* :)